Senin, 05 Mei 2014

Nabil oh Nabil

Hallo readers, lama sudah aku tak menuliskan kisahku di sini. Kali ini aku akan bercerita (sedikit) tentang kelahiran ponakanku yang kedua, yaitu Nabil Adnan. Alkisah pada 24 Februari 2014 lahirlah seorang bayi laki2 pada pukul 23.50. Mungkin hal ini terdengar biasa, tetapi sebenarnya kelahiran kali ini istimewa karena menggunakan metode gentle birth. Mau tau apa itu gentle birth? Silakan readers membaca gentle birth di website www.bidankita.com. Ponakanku yang imut2 itu lahir dengan water birth di Klinik Bidan Kita, Klaten. Salut buat my sister dan suami yang udah berusaha untuk lahir normal dengan waktu kontraksi dua hari. Salut juga untuk tim bidan kita yang bersabar dalam menemani proses persalinan. Cukup excited juga karena aku menemani lahiran mbakku ini. Inilah pengalaman pertamaku melihat proses lahiran. Kelahiran Nabil ini berkisar satu bulan setelah sidang skripsiku. Walhasil, alhamdulillah berita kelahiran dan wisudaku yang beriringan adalah momen membahagiakan di keluargaku. Sekarang aku lebih dominan berada di Yogyakarta untuk mengasuh Nabil. Latihan mengasuh untuk bekal besok kalau aku sudah menjadi ibu. Selain itu, aku bisa mengamati tumbuh kembang sang ponakan. Sekarang usianya sudah beranjak dua bulan, sudah pandai mendekut dan membalas senyuman. Attachment dengan orang2 sekitar cukup bagus dan sejauh ini perkembangannya normal (Psikologi Perkembangan). Baby gentle birth itu istimewa, tidak seperti bayi lainnya, karena baby gentle birth lebih mudah untuk diarahkan dan bisa lebih bersabar. Melahirkannya penuh dengan kesabaran, ketika ia beranjak menjadi manusia seutuhnya juga penuh dengan kesabaran. Selamat bertumbuhkembang my cute nephew. Semoga kelak menjadi anak sholeh dan berbakti pada kedua orang tua, serta menjadi anak yang cerdas dan penenang hati bagi orang2 sekitarnya (seperti arti dari nama Nabil Adnan).

Jumat, 21 Maret 2014

My Graduation Moment, 8 Maret 2014 ^_^

Lama sudah aku tak menuliskan kisah2ku di sini. Maklum yah, namanya juga mahasiswa tingkat akhir, sibuk menjalankan tugas wajib untuk mendapatkan legalisasi gelar kesarjanaan, yaitu skripsi. Alhamdulillah sebelumnya aku udah memposting wisuda mbak kostku. Sekarang giliran memposting wisudaku yaa. Alhamdulillah, 8 Maret 2014 kemarin, aku dan sahabatku dilantik menjadi Sarjana Psikologi (S.Psi.) dengan predikat cumlaude dan masa studi 3 tahun 5 bulan. Sudah pasti, meraihnya butuh perjuangan, kerja keras, dan pengorbanan. Lima bulan kami menjalankan skripsi, banyak pahit dan manis yang dialami. Tentu saja detailnya tidak akan ku ceritakan di sini, karena menyangkut privasi. Sekarang, akhirnya kami bisa melalui rintangan besar dengan sukses dan meraih gelar Sarjana Psikologi. Ini bukanlah akhir dari segalanya, namun merupakan pintu gerbang menuju titik balik kehidupan selanjutnya. Citra Tunggadewi, S.Psi. dan Agusdiana Eka Priyatiningsih, S.Psi. Semoga kami dapat mendarmabaktikan ilmu psikologi yang kami dapat untuk negeri. Terima kasih untuk para dosen, karyawan kampus, teman-teman Psikologi UNS 2010, adik tingkat, kakak tingkat yang telah mendukung dan menemani perjalanan kuliah selama ini. Kelak di kemudian hari aku akan merindukan kalian. Terima kasihku UNSku. Tetap semangat untuk meraih mimpi-mimpi besar selanjutnya. Here’s my dream will be come true ^_^ Theme Song (Terima Kasih UNS): Trima kasihku UNS-ku Jasamu akan ku ingat slalu Kan kubaktikan bekal ilmu darimu Kami bercita kan selalu Singsingkan lengan baju dan maju Bangun Indonesiaku Mangesthi luhur mbangun negri Baktikan diri untuk ibu pertiwi Do'a restumu untukku

Jumat, 25 Januari 2013

Swimming

Minggu, 20 Januari 2013. Diary, hari ini aku, Resy, dan ibu pergi ke kolam renang Tirta Ria. Kami berangkat jam 9 kurang 10. Kami berangkat dengan jalan kaki, karena lokasinya memang tak jauh dari rumah. 10 menit kemudian, jam 9 tepat kami membayar uang loket @Rp 10.000,00. Terakhir 7 tahun yang lalu aku renang di sini. Tak banyak yang berubah. Semuanya nampak sama dengan wahana kolam renang, wahana bermain, wisata berbelanja. Di sini ada 3 kolam renang utama. Pertama-tama kami mencoba kolam dengan kedalaman 90 cm. Ibu mulai lincah renang. Lalu kami mencoba kolam 120 cm. Aku nyoba main srodotan. Lalu aku ngajak ibu main srodotan. Lalu aku mencoba kolam renang dengan kedalaman 160 cm, nyaris tenggelam. Lalu aku mengajak ibu renang di kolam 160 cm. Aku khawatir ibu tenggelam. Tapi ibu dengan lincahnya sampai ke tengah. Lalu aku memaksa Resy untuk naik srodotan kolam 120 cm. Akhirnya dia mau. Resy penakut sekali akan hal ini. Kemudian aku dan Resy juga main di arena permainan. Kami main ayunan berpasangan, jungkat-jungkit, dan ayunan tunggal. Berasa kembali ke zaman taman kanak-kanak. Lalu kami berenang lagi. Mungkin aku bisa sampai 8 kali main srodotan dalam waktu 1 jam. Hmm, asyik. Aku sadar kalau ini adalah sisi kolerisku, suka akan tantangan dan hal baru. Lalu aku dan Resy mentas. Jam menunjukkan 10.19. Ibu udah mentas setengah jam yang lalu. Setelah itu kami membersihkan diri, makan bekal buatan ibu, dan mampir ke kedai bakso. Hmmm. Sesampainya di rumah, aku melakukan sedikit interview terhadap ibu. Ternyata iama pandai berenang karena dulu latihannya di kolam sejenis waduk dengan kedalaman 3 meter. Pantesan aja dapat dengan mudahnya berenang di kolam 160 cm.

Afika oh Afika (Part II)

Tiga hari dua malam aku menengok Afika. Senangnya melihat ponakan bertumbuh dalam fase oral. Fase oral adalah fase di mana kenikmatan bayi berada di daerah mulut (0-1 tahun). Bayi suka memasukkan segala sesuatu di mulutnya, dalam Teori Sigmund Freud. Berikut momen-momen fase oralnya:

Bioskop Dieng Teater

Rabu, 9 Januari 2013. Lama sudah aku tak menonton bioskop di kota kecilku. Dieng Teater. Mungkin sudah 10 tahun yang lalu tak menyinggahi tempat ini. Karena aku belum menonton film fenomenal Habibie Ainun, aku dan adik sepupuku pergi menonton film Habibie Ainun jam 14.35. Kami berangkat jam 2 siang. Ternyata filmnya baru diputar jam 15.15. Sementara itu aku duduk sambil mengamati perubahan yang ada. Gedung menjadi semakin bagus dilengkapi dengan food court dan arena footsal. Berbeda jauh dengan gedung 10 tahun yang lalu. Tetapi ketika masuk ke ruang bioskop, ternyata tidak jauh berbeda dengan 10 tahun yang lalu. Perbedaannya adalah tempat duduk VIP yang dilengkapi dengan sofa, meja, dna kipas angin. Sedangkan untuk kelas biasa tidak dilengkapi dengan kipas angin. Namun tak masalah karena suhu di sini sudah dingin. Kami pun menonton film sambil ngemil pop corn. Terharu banget nonton film Habibie Ainun. Mrebes mili.

Mie Ongklok

Jumat, 4 Januari 2013. Hari ini aku berada di Jogja. Aku dan mbakku pergi ke toko kado di daerah Gejayan untuk membungkus kado. Waktu kami berangkat cuaca masih terang benderang, tetapi setelah dari toko, hujan turun dengan derasnya. Kami berteduh di teras toko sambil mengenakan mantol. Lalu kami nekat tancap gas menerjang hujan. Aku puas sekali ketika aku menembus lautan jalan raya jogja yang bisa dibilang kategori banjir. Yuhuuuu. Lalu kami berhenti di mie ongklok Bu Renny. Aku pesan mie ongklok dan tempe kemul raksasa. Yummy. Bersyukur sekali bisa menemukan kedai khas makanan wonosobo di kota Jogja ini. Penjualnya ternyata juga orang Wonosobo. Lumayanlah, budaya Wonosobo bisa dikenal orang Jogja. Namun cita rasa makan mie ongklok paling yahud memang hanya di Wonosobo, sebab cuaca Wonosobo yang dingin sangat mendukung untuk menikmati sajian mie ongklok khas Wonosobo.

Kondangan “Piring Terbang”

Sabtu, 29 Desember 2012. Diary, hari ini aku, Eka, Hasri, dan Irma berangkat ke kondangan kakak tingkat. Kami berangkat dari kost jam 09.30. Lalu kami langsung cap cus ke gedung depan Mall Solo Paragon. Aku bonceng Irma. Eka bonceng Hasri. Sesampainya di gedung depan Mall Solo Paragon, kami masuk ke dalamnya.Pertama-tama kami mengisi buku tamu dan menyerahkan kado. Lalu kami duduk di dalam. Dan konsep resepsinya adalah piring terbang. Hasri duduk dengan anak BEM, sedangkan kami duduk bertiga di nomer dua. Lalu kami khidmat dan sembari berkomentar dengan penampilan dan konsep acara mantenan. Acara baru dimulai jam 10an. Ternyata kami disuruh dengerin orang ngasih sambutan dengan bahasa jawa. Lalu bagian yang menarik lagi unik adalah saat pengantin pria ditemukan dengan pengantin wanita. Lalu ceramah dan bla 3x. Setelah itu ada waitress2 berbaris dan menyajikan makanan dengan diiringi musik Maher Zain. Jadi kami tidak perlu repot2 mengambil makanan sendiri seperti standing party pada umumnya. Cukup duduk manis dan makanan datang dengan sendirinya. Hmm, nyam 3x. Kami bertiga menghabiskan makanan dengan nikmat. Pokoke kita bertiga klop banget dah. Membicarakan pernikahan sana sini juga. Setelah itu, kami berfoto2. Lalu aku, Eka, dan Hasri bersalaman dengan pengantin wanita. Mereka duluan karena mau ke gramedia. Aku masuk lagi dengan Irma untuk berfoto bersama pengantin. Ternyata hidup di Solo belum lengkap apabila belum pernah merasakan piring terbang. Desa mawa cara, nagara mawa tata 